Langsung ke konten utama

Penggunaan Huruf Kapital

        Huruf kapital tidak sulit kita temukan dalam suatu bacaan. Dalam setiap awal kalimat, dalam setiap awal kata kita dapat menemukan banyak huruf kapital. Lalu, apakah memang disitulah tepatnya huruf kapital? Menurut sebagian besar orang, mereka hanya tau huruf kapital digunakan di awal kalimat, setelah titik, dan nama orang atau tempat. Padahal, banyak sekali ketentuan-ketentuan dalam penggunaan huruf kapital, yaitu sebagai berikut:
   
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Misalnya:
      Apa maksudnya?
      Dia membaca buku.
      Kita harus bekerja keras.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Misalnya:
      Amir Hamzah
      Dewi Sartika
      Wage Rudolf Supratman

Catatan:
(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
       ikan mujair
       mesin diesel
       5 ampere

(2) Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna 'anak dari', seperti bin, binti, boru,  dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
      Abdul Rahman bin Zaini
      Siti Fatimah binti Salim
      Indani boru Sitanggang

3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya:
      Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
      Orang itu menasehati anaknya,"Berhati-hatilah, Nak!"
      "Mereka berhasil meraih medali emas," katanya.

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
      Islam
      Alquran
      Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.

5. a.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
      Sultan Hasanuddin
      Doktor Mohammad Hatta
      Irwansyah, Magister Humaniora

    b.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Misalnya:
      Selamat datang, Yang Mulia.
      Terima kasih, Kiai.
      Silahkan duduk, Prof.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Misalnya:
      Wakil Presiden Adam Malik
       Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
       Gubernur Papua Barat

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
      bangsa Indonesia
      suku Dani
      bahasa Bali

Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa,  dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
      pengindonesiaan kata asing
      keinggris-inggrisan
      kejawa-jawaan

8. a. Huruf  kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan , hari, dan hari besar atau hari raya.
Misalnya:
      tahun Hijriah
      hari Natal
      bulan Maulid
   
    b.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
      Konferensi Asia Afrika
      Perang Dunia II
      Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
      Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
      Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
     Jakarta
     Bukit Barisan
     Jazirah Arab
     Kelurahan Rawamangun

Catatan:
(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
     berlayar ke teluk
     mandi di sungai
     berenang di danau

(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
      jeruk bali (Citrus maxima)
      kacang bogor (Voandzeia subterranea)
      nangka belanda (Anona muricata)

Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya:
      Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
      Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyaifungsi yang berbeda.

Contoh berikut bukan nama jenis.
     Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.
     Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang.
    Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tarian Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur, dan tarian   Sulawesi Selatan.

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
     Republik Indonesia
     Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
     Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
 Misalnya:
      Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain 11 ke Roma.
      Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
      Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
     S.H. sarjana hukum
     S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
     S.S. sarjana sastra
     M.A. master of arts
     M.Hum. magister humaniora
     M.Si. magister sains
     Sdr. saudara

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
 Misalnya:
      “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.
       Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?”
      “Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.
       Surat Saudara telah kami terima dengan baik.

 Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
     Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
     Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
     Sudahkah Anda tahu?
     Siapa nama Anda?


DAFTAR PUSTAKA

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA Edisi Ke-4

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Linguistik Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

  PENDEKATAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Dosen Pengampu : M. Bayu Firmansyah, M.Pd ­­ Disusun Oleh : Dewi Anta Sari PBSI 2016 B (16188201044) STKIP PGRI PASURUAN Jl. Ki Hajar Dewantara No 27-29 Pasuruan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2016/1017

Makalah Estetika Sastra - Analisis Puisi Catetan Th. 1946 Karya Chairil Anwar

ESTETIKA SASTRA Dosen Pengampu : Drs. M. Zaini, M.Pd Disusun Oleh : Dewi Anta Sari  (16188201044) STKIP PGRI PASURUAN Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun Akademik 201 6 /201 7 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan anugerah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas  mata kuliah estetika sastra. Makalah yang berjudul “ Estetika Sastra ” ini saya buat dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak Drs. M. Zaini, M.Pd selaku dosen mata kuliah Estetika Sastra.             Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen mata kuliah ini selaku pembimbing, teman-teman yang telah memberi inspirasi, dan semua orang yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.             Saya sadar makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik d

Makalah Analisis Wacana Dalam Pembelajaran Bahasa

ANALISIS WACANA  DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Dosen Pengampu : M. Bayu Firmansyah, M.Pd Disusun Oleh : Dewi Anta Sari PBSI 2016 B (16188201044) STKIP PGRI PASURUAN Jl. Ki Hajar Dewantara No 27-29 Pasuruan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2016/1017 ANALISIS WACANA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Makalah Untuk Diseminarkan Dikelas PBSI 2016 B Dosen Pengampu : M. Bayu Firmansyah, M.Pd Disusun Oleh : Dewi Anta Sari (16188201043) STKIP STIT PGRI PASURUAN Jl. Ki Hajar Dewantara No 27-29 Pasuruan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2016/1017 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan anugerah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas  mata kuliah estetika sastra. Makalah yang berjudul “ Analisis Wacana Dalam Pembelajaran Bahasa ” ini saya buat dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak M. Bayu Firmansyah , M.