MENINGKATKAN DAYA SIMAK
Dosen Pengampu :
Dr. H. Imron Rosidi, M.Pd.
STKIP
PGRI PASURUAN
Jl.
Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan
Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
Tahun
Akademik 2016/2017
MENINGKATKAN DAYA SIMAK
Makalah Untuk Diseminarkan Di Kelas
PBSI 2016 B
Disusun Oleh
:
Devya Erfitri Rahmadhani
(16188201034)
Dewi
Anta Sari (16188201044)
M. Zakariya
Efendi (16188201049)
Mutiara Kusuma
Hidayatillah (16188201051)
Laili
Alfiatul Izza (16188201054)
Dosen Pengampu :
Dr. H. Imron
Rosidi, M.Pd.
STKIP
PGRI PASURUAN
Jl.
Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan
Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
Tahun
Akademik 2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan
syukur kami ucapkan
kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena atas berkat rahmat dan anugerah-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah menyimak.
Makalah yang berjudul “Meningkatkan Daya Simak” ini kami buat
dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak Dr.
H. Imron Rosidi, M.Pd. selaku dosen
mata kuliah menyimak.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada dosen mata kuliah ini selaku pembimbing kami, teman-teman yang
telah memberi kami inspirasi, dan semua orang yang tidak bisa kami sebutkan
satu persatu.
Kami sadar makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar kedepannya makalah ini
dapat lebih baik lagi.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kami khususnya dan
bagi para pembaca umumnya.
Pasuruan, 19 November 2016
Penyusun
|
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
.........................................................................................
DAFTAR ISI
........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah .....................................................................
1.2 Rumusan
Masalah
...............................................................................
1.3 Tujuan
.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Proses Menyimak…………………………………………………….
2.2
Tingkatan Menyimak…………………………………………………
2.3
Teknik Peningkatan Daya Simak…………………………………….
2.4
Berlatih Menyimak dengan Baik…………………………………….
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
.........................................................................................
3.2 Saran
...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
..........................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk individual
sekaligus makhluk sosial. Oleh karena itu, manusia harus bergaul dan
berhubungan dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan orang
lain untuk memahami apa yang sedang dipikirkan, apa yang dirasakan, dan apa
yang diinginkan. Pemahaman terhadap pikiran, kehendak, dan perasaan orang lain
dapat dilakukan dengan menyimak. Menyimak merupakan kegiatan yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari.
Pada saat menyimak, kita memerlukan
konsentrasi karena menyimak tanpa berkonsentrasi tidak akan menghasilkan
apa-apa. Selain konsentrasi, faktor lain yang juga berperan besar dalam
kegiatan menyimak adalah penguasaan kosakata. Hal ini terjadi karena
penangkapan makna merupakan bagian dari proses menyimak.
Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan
dengan sungguh-sungguh, memahami ide, gagasan, perasaan yang disertai dengan
memberikan respons. Kenyataannya, dalam masyarakat justru kegiatan menyimak
penggunaannya tidak maksimal, sebab terkadang mereka tidak berkonsentrasi
sehingga mereka cukup mendengar saja tanpa memahami maksudnya dan memberikan
respons.
Oleh karena itu, kami menyusun sebuah makalah untuk memberikan
informasi mengenai peningkatan daya simak sehingga apa yang disampaikan dapat
dipahami tidak hanya masuk telinga kiri keluar telinga kanan.
1.2 Rumusan Masalah
1)
Bagaimanakah
proses menyimak?
2)
Apa saja
tingkatan menyimak?
3)
Bagaimana teknik
peningkatan daya simak?
4)
Bagaimana
berlatih mneyimak dengan baik?
1.3
Tujuan
1)
Mengetahui
proses menyimak.
2)
Mengetahui
tingkatan menyimak.
3)
Mengetahui teknik
peningkatan daya simak.
4)
Mengetahui berlatih
menyimak dengan baik
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Menyimak
Menyimak adalah suatu
kegiatan yang merupakan suatu proses. Dalam proses menyimak pun terdapat tahap-tahap,
antara lain:
1)
Tahap Mendengar
Dalam
tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara
dalam ujaran atas pembicaraannya. Jadi, kita masih berada dalam tahap hearing.
2)
Tahap Memahami
Setelah
kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan
baik hasil pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara, kemudian sampailah kita
dalam tahap understanding.
3)
Tahap
Menginterpretasi
Penyimak
yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan
memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan atau
menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam
ujaran itu, dengan demikian sang penyimak telah tiba pada tahap interpreting.
4)
Tahap
Mengevaluasi
Setelah
memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicaraan,
penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara
mengenai keunggulan dan kelemahan serta kebaikan kekurangan pembicara, dengan
demikian sudah sampai pada tahap evaluating.
5)
Tahap Menanggapi
Tahap
ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Penyimak menyambut,
mencamkan, dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh
pembicara dalam ujaran atau pembicaraan. Lalu, penyimak pun sampailah pada
tahap responding.
2.2
Tingkatan Menyimak
Tompkins (1991) menyatakan
bahwa ada empat tingkatan menyimak, yaitu:
1)
Menyimak Marginal
Misalnya ketika seseorang mampu membedakan suara
seseorang dengan suara yang ribut di jalan yang ramai.
2)
Menyimak Apresiatif
Apabila seseorang mendengarkan pembicara,
penyanyi atau musik untuk
dinikmati.
3)
Menyimak Attentive
Menuntut konsentrasi dan interaksi pendengar
agar dapat memperoleh pemahaman tentang pesan yang disampaikan.
4)
Menyimak Kritis
Menuntut pendengar mengevaluasi masukan yang
didengar kemudian memberikan respons.
Dari keempat tingkatan menyimak,
dapat disimpulkan menyimak marginal merupakan tingkatan menyimak yang paling
bawah dan meyimak kritis merupakan tingkatan menyimak yang paling atas.
2.3
Teknik Peningkatan Daya Simak
Untuk meningkatkan daya simak, ada
beberapa teknik yang dapat dilakukan, diantaranya:
1)
Teknik Loci (Loci
system)
Teknik loci merupakan salah satu teknik mengingat yang
paling tradisional. Teknik ini pada dasarnya merupakan teknik mengingat dengan
cara memvisualisasikan materi yang harus diingat ke dalam ingatan. Teknik ini
dapat dilakukan dengan cara mempelajari urutan informassi dengan informasi lain
yang serupa, mempelajari lokasi yang ada di sekitar, dan mencocokkan hal-hal
yang akan diingat dengan lokasi tersebut.
2)
Teknik Penggabungan
Teknik penggabungan merupakan teknik mengingat dengan cara
menghubungkan (menggabungkan) pesan pertama yang akan diingat secara berantai
dengan pesan kedua, ketiga, dan seterusnya. Pesan berantai itu dihubungkan
dengan imaji-imaji tertentu yang perlu divisualkan secara jelas dalam pikiran.
Untuk mencegah terjadinya kelupaan pada pesan pertama (pesan yang akan
dimatarantaikan), pesan pertama perlu dihubungkan dengan lokasi yang akan
mengingatkan Anda pada item tadi.
3)
Teknik Fonetik
Teknik fonetik melibatkan penggabungan angka-angka,
bunyi-bunyi fonetis dan kata-kata yang mewakili bilangan-bilangan itu dengan
pesan yang akan diingat. Teknik ini dapat membentuk imaji visual yang kuat
untuk masing-masing kata yang berhubungan dengan bilangan dan membentuk
penggabungan visual antara masing-masing pesan yang akan diingat secara
berurutan dengan masing-masing kata yang terbentuk dari kata-kata yang
divisualisasikan.
4)
Teknik Akronim
Cara lain untuk peningkatan daya simak adalah dengan memoric device atau trik memori. Memoric device ini berupa singkatan atau
akronim dari item yang akan diingat. Contoh singkatan ialah ABG (Anak Baru
Gede), KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Contoh akronim ialah UNESA
(Universitas Negeri Surabaya), Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional).
5)
Teknik Pengelompokan Kategorial
Teknik pengelompokan kategorial dapat digunakan secara
sistematis untuk memoditifikasi informasi baru dengan cara memberikan struktur
baru pada informasi-informasi tadi. Misalnya: untuk mengingat atau menghafal
pesan tentang teratai, soka, combrang,
mawar, biru, rusa, melati, hijau, kelinci, abu-abu, dan sapi, maka kita dapat mengelompokkan
kata-kata itu berdasarkan kategorinya, yaitu: teratai, soka, combrang, mawar
dalam kategori bunga, dan biru, hijau, abu-abu dalam kategori warna, dan
rusa, kelinci, sapi dalam kategori binatang.
6)
Teknik Pemenggalan
Teknik pemenggalan merupakan teknik mengingat pesan dengan
cara memenggal pesan-pesan yang panjang. Contoh: untuk mengingat nomor telepon,
kita akan memenggal kelompok angka yang berderet agar mudah mengingatnya, misalnya: 8534064
dipenggal menjadi 853-40-64.
2.4
Berlatih Menyimak dengan Baik
Untuk
meningkatkan keterampilan menyimak secara maksimal, perlu pelatihan menyimak
dalam berbagai peristiwa komunikasi, seperti:
1)
Menyimak Cerita
Cerita yang disimak bisa berupa cerita pendek, novel, dan
drama. Bahan simakan itu bisa disimak melalui pita rekaman (cerita, fragmen
novel, dan drama), radio (cerpen, dan drama radio), dan televisi (drama,
sinetron, telenovela, dan film televisi). Penyajian cerita dilaksanakan dengan
menggunakan teknik dengar cerita dan dengar rangkum. Setelah mendengarkan cerita,
penyimak menceritakan kembali isi cerita tersebut. Disamping itu, mereka
diminta untuk membuat rangkuman singkat isi cerita. Materi cerita disajikan
dengan menggunakan media rekaman (tape recorder), radio, atau bisa juga
menggunakan televisi.
2)
Menyimak Berita
Penyaji memperdengarkan rekaman berita kepada penyimak.
Berita tersebut bersumber dari surat kabar, radio, dan televisi. Berita
disesuaikan dengan tingkat kemampuan penyimak, misalnya guru SLTP. Materi ini
disajikan degan menggunakan metode tanya jawab dengan pola 5W+H, pola ini dalam
bahasa Indonesia disebut pola ASMDBB, sebagai singkatan dari apa, siapa,
mengapa, dimana, bilamana, dan bagaimana. Setelah penyimak mendengaran berita,
penyaji menanyakan apa, siapa, mengapa, dimana, bilamana, dan bagaiman cerita
tersebut.
3)
Menyimak Dialog
Penyaji memperdengarkan rekaman dialog kepada penyimak.
Dialog tersebut dapat direkam dari radio dan televisi. Isi dialog disesuaikan
dengan tingkat kemampuan penyimak, misalnya siswa SLTP. Masalah yang
dikemukakan dalam dialog dapat berupa perbincangan ekonomi, sosial, olahraga,
budaya, pendidikan, moral, agama, dan sebagainya. Materi disampaikan dengan
media tape recorder. Disamping itu materi disajikan dengan teknik dengar-salin.
Setelah penyimak mendengarkan rekaman dialog, penyaji menyampaikan pertanyaan,
yang harus dijawab oleh penyimak. Pada akhir kegiatan menyimak membuat
rangkuman dialog tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Proses
Menyimak
Menyimak
adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Dalam proses menyimak
terdapat tahap-tahap, antara lain:
1. Tahap
mendengar
2. Tahap
memahami
3. Tahap
menginterpretasi
4. Tahap
mengevaluasi
5. Tahap
menanggapi
2)
Tingkatan
Menyimak
Tompkins (1991) menyatakan bahwa ada empat
tingkatan menyimak, yaitu:
1. Menyimak
marginal
2. Menyimak
apresiatif
3. Menyimak
attentive
4. Menyimak
kritis
3)
Teknik
Peningkatan Daya Simak
Untuk
meningkatkan daya simak, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan, diantaranya:
1. Teknik Loci (Loci system)
2. Teknik Penggabungan
3. Teknik Fonetik
4. Teknik Akronim
5. Teknik Pengelompokan Kategorial
6. Teknik Pemenggalan
4)
Berlatih Meyimak
dengan Baik
Untuk
meningkatkan keterampilan menyimak secara maksimal, perlu pelatihan menyimak
dalam berbagai peristiwa komunikasi, seperti:
1. Menyimak Cerita
2. Menyimak Berita
3. Menyimak Dialog
3.2 Saran
1)
Bagi Mahasiswa
Dalam penulisan makalah yang
berjudul Meningkatkan Daya Simak ini,
penulis mengharapkan agar seluruh mahasiswa mengerti cara untuk meningkatkan
daya simak serta mampu menerapkannya dalam proses belajar mengajar.
2)
Bagi Dosen
Dalam penulisan makalah yang
berjudul Meningkatkan Daya Simak ini, penulis mengharapkan agar kedepannya mata
kuliah Menyimak menjadi lebih baik karena banyaknya Literatur yang digunakan.
3)
Bagi Perspustakaan
Dalam penulisan makalah yang
berjudul Meningkatkan Daya Simak ini, penulis dituntut untuk banyak membaca serta
mengumpulkan beberapa informasi. Akan tetapi karena kurangnya literatur yang
ada di perpustakaan sendiri, maka lebih mempersulit lagi dalam mencari sumber.
Penulis mengharapkan agar perpustakaan menambah literatur untuk mempermudah
dalam mencari informasi serta sumber.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. 2003. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi
Guru Mata Pelajaran BAHASA INDONESIA: Menyimak. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandumg: Angkasa.
Komentar
Posting Komentar