PENDEKATAN, METODE,
TEKNIK, DAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Dosen Pengampu:
M. Bayu Firmansyah, M.Pd
Disusun oleh:
Dewi Anta Sari (16188201044)
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara
No.27-29 Pasuruan
Tahun Akademik 2017/2018
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan
syukur saya
ucapkan
kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan anugerah-Nya saya dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia. Makalah yang
berjudul “Pendekatan,
Metode, Teknik, Dan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia” ini saya buat
dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak M. Bayu Firmansyah, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Metode
Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada dosen mata kuliah ini selaku pembimbing saya, teman-teman yang telah
memberi saya inspirasi, dan semua orang yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu.
Saya sadar makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca supaya kedepannya makalah ini
dapat lebih baik lagi.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk saya khususnya dan
bagi para pembaca umumnya.
Pasuruan, 18
Desember 2017
Penulis
|
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR
......................................................................................... i
DAFTAR
ISI ........................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
..................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan
................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan, Metode, Teknik, dan Strategi
Pembelajaran Bahasa Indonesia…………………………....…….....2
2.2 Implementasi Pendekatan, Metode, Teknik,
dan Strategi dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia...….....……......5
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
.........................................................................................7
3.2 Saran
...................................................................................................7
DAFTAR
PUSTAKA
..........................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Ketika sedang mengajar, guru sering
dibingungkan dengan permasalahan istilah pendekatan, metode, teknik, dan
strategi pembelajaran. Istilah-istilah itu dalam praktiknya selalu menjadi
perdebatan panjang dan sampai sekarang tidak pernah menemui titik temu yang
dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam mengajar.
Agar keruwetan itu dapat segera
diselesaikan dan tidak menghambat tugas guru, secara sederhana masing-masing
istilah akan dijelaskan. Untuk mempermudah pemahaman, sebagaian penjelasan
diberikan secara analogi dengan harapan dapat membantu mempermudah pemahaman
para guru.
1.2
Rumusan
Masalah
1) Bagaimana
pendekatan, metode, teknik, dan strategi pembelajaran bahasa Indonesia?
2) Bagaimana
implementasi pendekatan, metode, teknik, dan strategi dalam pembelajaran bahasa
Indonesia?
1.3
Tujuan
1) Mendeskripsikan
pendekatan, metode, teknik, dan strategi pembelajaran bahasa Indonesia.
2) Mendeskripsikan
implementasi pendekatan, metode, teknik, dan strategi dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan, Metode, Teknik, dan Strategi
Pembelajaran Bahasa Indonesia
1)
Masalah
Pendekatan
Pendekatan adalah asumsi teoritis yang berkaitan dengan
hakikat bahasa, belajar bahasa, dan pengajaran bahasa (Anthony, 1963). Misalnya
hakikat bahasa (menurut pandangan-pandangan kaum linguistik struktural) dapat
diartikan sebagai simbol-simbol bunyi yang bersifat arbriter dan konvensional.
Namun, dengan penjelasan seperti itu kadang-kadang guru sulit memahami dan
bahkan semakin terasa abstrak.
Pendekatan hakikat bahasa harus
dimiliki atas dasar keyakinan tertentu. Misalnya, keyakinan hakikat belajar
bahasa menurut pandangan linguistik struktural berbeda dengan keyakinan hakikat
belajar bahasa berdasarkan pandangan pragmatik.
Linguistik struktural
berkeyakinan bahwa belajar bahasa pada hakikatnya adalah menguasai
elemen-elemen bahasa. Atas dasar penguasaan elemen bahasa, seseorang akan dapat
menggunakan elemen bahasa untuk berbahasa secara baik dan benar.
Sebaliknya, keyakinan seseorang
mengenai hakikat belajar bahasa mengikuti pandangan kaum pragmatik, belajar
bahasa adalah belajar berkomunikasi. Atas dasr keyakinan itu, belajar bahasa
harus belajar menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dalam berbagai keperluan.
Misalnya, berkomunikasi melalui surat-menyurat untuk keperluan dinas,
berkomunikasi melalui diskusi untuk memecahkan masalah, berkomunikasi melalui
wawancara untuk mengumpulkan data tentang suatu peristiwa, dan sebagainya.
Lain halnya dengan belajar
bahasa berdasarkan pendekatan pragmatik atau pendekatan komunikatif. Karena
pendekatan komunikatif pada hakikatnya belajar menggunakan bahasa, dapat dianalogikan
bahwa ketika seseorang ingin belajar berenang, tidak perlu diawali dengan
berbagai teori berenang tetapi langsung masuk ke kolam. Dengan masuk ke kolam,
seseorang pasti akan berusaha mempertahankan hidup, seseorang akan menggerakkan
seluruh anggota tubuh (tangan, kaki, kepala) agar dapat mengapung dan tidak
tenggelam.
Atas dasar kedua analogi dalam
belajar bahasa tersebut (pendekatan linguistik struktural maupun pendekatan
komunikatif), sebagai seorang guru bahasa sebenarnya secara bebas dapat memilih
salah satu atau keduanya.
Dalam pengalaman sejarah
pembelajaran bahasa di Indonesia, teori apa pun yang digunakan sebagai
pendekatan selalu gagal menghasilkan pembelajar yang mahir berbahasa. Setiap
pergantian kurikulum di Indonesia, salah satu alasannya adalah bahwa teori
linguistik yang diikuti dinilai telah gagal menghasilkan pembelajar yang mahir
berbahasa.
2)
Masalah
Metode
Selama ini banyak orang
yang salah pengertian bahwa metode sama dengan cara. Padahal, cara adalah
teknik bagaimana suatu tujuan dicapai. Sedangkan metode adalah rancang bangun
pembelajaran yang satu sama lain tidak saling bertentangan untuk mencapai suatu
tujuan. Dengan kesalahpahaman seperti itu, orang kemudian membedakan ada metode
umum dan metode khusus. Yang dimaksud metode umum yaitu cara pembelajaran yang
biasa digunakan untuk sebagian besar mata pelajaran seperti (1) metode ceramah,
(2) metode berdiskusi kelompok, (3) metode permainan, (4) metode pemberian
tugas, dan lain-lain. Sedangkan metode khusus adalah cara yang biasa digunakan
untuk mata pelajaran tertentu karena kekhususan yang dimiliki setiap mata
pelajaran. Atas dasar keyakinan itu, seseorang harus memilih metode yang
dipandang tepat untuk mencapai tujuan.
Dalam setiap PBI, guru
dapat memilih banyak jalan (metode). Namun, guru yang memiliki kompetensi
pedagogis baik pasti mampu memilih jalan (metode) mana yang harus dilalui agar
tujuannya tercapai secara efektif dan efisien.
3)
Masalah
Teknik
Setelah jalan yang
dilalui sudah dipilih berdasarkan asumsi pendekatan tertentu, seseorang dapat
memilih teknik. Teknik adalah cara bagaimana seseorang melewati jalan yang
sudah dipilih berdasarkan suatu asumsi tertentu. Jalan mana pun yang sudah
dipilih, langkah selanjutnya guru harus memilih teknik tertentu. Teknik adalah
cara bagaimana suatu tujuan dapat dicapai.
Sebagai analigi,
seseorang yang sudah memilih metode (jalan) menuju ke Surakarta, mereka dapa
memilih cara menyusuri jalan menuju ke Surakarta. Ada orang yang memilih cara
dengan naik bus agar tujuan dapat lebih cepat dicapai. Orang lain ada yang
memilih kereta api dengan alasan agar dapat melihat pemandangan di kiri-kanan
rel kereta api. Bahkan, ada pula yang naik sepeda, dengan alasan sambil berolah
raga. Itulah teknik (cara). Pemilihan teknik harus didasarkan atas pertimbangan
bahwa cara tersebut adalah cara yang paling efisien dan efektif untuk
“menyusuri” jalan menuju ke suatu tujuan.
4)
Masalah
Strategi
Teknik (cara) mana pun
yang dipilih oleh guru, masing-masing harus mempertimbangkan strategi. Setiap
strategi yang dipilih harus memperhitungkan bahwa tujuan akan tercapai secara
efisien dan efektif. Namun, selain memperhitungkan tujuan, guru dapat juga
memperhitungkan tujuan ikutan yang dapat dipetik melalui teknik yang dipilih.
Mengapa seorang guru yang
akan mengajak pembelajarannya ke Surakarta justru memilih naik sepeda. Tujuan
utamanya adalah harus sampai di Surakarta. Tujuan ikutannya adalah agar
pembelajar di samping sampai di Surakarta, sekaligus dapat berolahraga untuk
memperkuat otot-otot dalam tubuh. Namun, karena jarak Yogyakarta sampai
Surakarta cukup jauh (60 km), agar tujuan dapat mencapai 25 km mereka
beristirahat untuk minum senyampang meregangkan otot agar tidak kecapaian.
Setelah beristirahat, mereka berhenti lagi untuk beristirahat makan dan minum
sambil meregangkan otot. Dan kemudian melanjutkan perjalanan lagi sampai
Surakarta. Inilah yang disebut strategi. Jadi, strategi adalah siasat untuk
mencapai tujuan.
2.2 Implementasi Dalam PBI
Komponen utama dalam PBI adalah guru, pembelajar, dan
materi. Artinya, PBI yang utama adalah guru mengajarkan materi kepada
pembelajar. Agar materi dapat diserap oleh pembelajar, guru berusaha semaksimal
mungkin agar pembelajar “tahu”, mampu dan mahir berbahasa”.
Karena PBI sudah berpuluh-puluh tahun
dilaksanakan di sekolah berbagai usaha guru untuk membelajarkan pembelajar agar
“tahu, mampu, dan mahir” berbahasa dapat memanfaatkan komponen pendukung yang
disebut pendekatan, metode, teknik, dan strategi.
Di samping komponen utama, proses belajar
mengajar (PBM) masih didukung oleh komponen lain, yaitu pendekatan, metode,
teknik, dan strategi. Komponen pendukung itu tidak mutlak. Namun, jika komponen
pendukung tersebut ada atau tersedia, PBM akan lebih mudah mencapai kompetensi
pembelajar.
Dalam PBM yang dijadikan wahana pengembangan
kompetensi dalam proses pembelajaran adalah materi. Namun, pembelajar tak mudah
menyerap dan memahami informasi dalam materi. Daya serap pikiran pembelajar ada
yang cerdas, sedang, atau bahkan kurang. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai
dukungan (komponen pendukung) untuk mempermudah penyerapan informasi. Dengan
demikian, guru harus mampu menerapkan pendekatan, metode, teknik, dan strategi
secara terpadu. Artinya, keterkaitan antara pendekatan, metode, teknik, dan
strategi harus menggambarkan alur proses belajar di kelas.
Misalnya, jika pendekatan pembelajaran
yang digunakan adalah pendekatan struktural, rancang bangun pembelajaran
(metode) yang disusun harus berdasarkan asumsi linguistik struktural. Karena
linguistik struktural berkeyakinan bahwa bahasa dapat dikeping-keping atas
dasar unsur linguistik, metode pembelajarannya harus konsisten dengan
mengajarkan fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon (semantik). Begitu
juga, asumsi keterampilan berbahasa juga harus dikeping-keping menjadi keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dengan demikian, PBI harus
mengajarkan seluruh unsur keterampilan berbahasa dengan memberikan perhatian
serius mengenai aspek lingusitik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Pendekatan
adalah asumsi teoritis yang berkaitan dengan hakikat bahasa, belajar bahasa,
dan pengajaran bahasa. Metode adalah rancang bangun pembelajaran yang satu sama
lain tidak saling bertentangan untuk mencapai suatu tujuan. Teknik adalah cara
bagaimana suatu tujuan dapat dicapai. strategi adalah siasat untuk mencapai
tujuan.
2) Komponen utama dalam PBI adalah guru,
pembelajar, dan materi. komponen pendukung dalam PBI adalah pendekatan, metode,
teknik, dan strategi.
3.2 Saran
1) Bagi
STKIP PGRI Pasuruan, makalah ini dapat dijadikan sebagai tambahan literatur di
perpustakaan kampus.
2) Bagi
dosen STKIP PGRI Pasuruan, makalah ini dapat dijadikan sebagai tambahan
informasi sebagai bahan pembelajaran untuk mahasiswa.
3) Bagi
mahasiswa STKIP PGRI Pasuruan, makalah ini dapat dijadikan sebagai tambahan
ilmu pengetahuan dan sebagai pedoman dalam mempelajari bahasa.
DARTAR PUSTAKA
Pranowo. 2015. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Komentar
Posting Komentar