Langsung ke konten utama

Proses Pemerolehan Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Kedua

PROSES PEMEROLEHAN BAHASA DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA

Dosen Pengampu :
M. Bayu Firmansyah, M.Pd




Disusun Oleh :
Dewi Anta Sari
PBSI 2016 B (16188201044)

STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No 27-29 Pasuruan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2019/2020





PROSES PEMEROLEHAN BAHASA DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA


1. Isu Substansi Bahasa 
             Isu yang berkaitan dengan substansi bahasa meliputi transfer bahasa, masukan (input) dan variabilitas. Transfer itu terkait dengan ciri kedua bahasa, yaitu sejauh mana suatu butir bahasa itu bermarkah. Antara lain ditemukan bahwa jika dua bahasa berbeda tetapi butir B2 (BS) kurang tertanda, maka hal itu dapat menimbulkan kesulitan. Berkaitan dengan jumlah input, hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembelajar yang memperoleh kesempatan untuk menggunakan B2 atau mendapat input yang banyak, akan memiliki kemahiran berbahasa kedua yang baik. 

2. Pengertian Pemerolehan Bahasa 
         Pemerolehan bahasa diartikan sebagai periode seorang individu memperoleh bahasa atau kosakata baru. Pemerolehan bahasa mempunyai suatu permulaan yang tiba-tiba tanpa disadari. Pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan gradual yang muncul dari masyarakat melalui proses yang panjang. Artinya proses peniruan terjadi kepada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja.

3. Ragam Pemerolehan Bahasa 
   Tarigan menjelaskan bahwa ragam pemerolehan bahasa dapat tinjau dari beberapa sudut pandang, yaitu: (a) berdasarkan bentuk, (b) berdasarkan urutan, (c) berdasarkan jumlah, (d) berdasarkan media dan (e) berdasarkan keahlian. 

4. Peranan Bahasa Pertama dalam Pemerolehan Bahasa Kedua 
        Bahasa pertama berpengaruh terhadap bahasa kedua apabila bahasa kedua dipelajari oleh seseorang setelah ia menguasai bahasa pertama. Pemerolehan bahasa kedua sedikit banyak keberhasilannya ditentukan oleh bahasa yang telah dikuasai sebelumnya oleh peserta didik.

5. Pengajaran Bahasa Kedua
          Pengajaran bahasa kedua di Indonesia secara formal dimulai ketika anak memasuki pendidikan dasar, dan ketika anak memasuki pendidikan menengah pada usia sekitar 13 tahun untuk bahasa asing, atau di daerah perkotaan dimulai pada usia 6- 8 tahun. Untuk dapat menguasai bahasa kedua jalan yang paling tepat adalah dengan latihan terus menerus tanpa henti sehingga pada suatu saat akan terbentuk kebiasaan seperti yang telah terjadi ketika mempelajari bahasa pertama.

6. Pengaruh Bahasa Pertama terhadap Proses Belajar Bahasa Kedua 
    Semakin besar perbedaan struktur antara yang ada dalam bahasa pertama dengan yang ada dalam bahasa kedua, usaha yang harus dilakukan oleh peserta didik dalam memperoleh dan menguasai bahasa kedua cenderung lebih berat dan sukar bila dibandingkan dengan apabila kedua bahasa itu memiliki banyak kesamaan. Selama dalam proses penguasaan bahasa kedua, bahasa pertama bermanfaat untuk mentransfer makna dari pengertian yang dikandung oleh masukan dari bahasa kedua sampai pada proses internalisasi atau pengendapan. 

7. Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Kedua 
          Keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua pada umumnya diberikan mulai usia dini. Tidak jarang bahasa Indonesia diberikan hampir bersamaan dengan bahasa ibu.

8. Pengaruh Lingkungan Kelas terhadap Hasil Belajar Bahasa Kedua 
              Lingkungan kelas sebagai salah satu lingkungan belajar bahasa disadari benar mempunyai sumbangan tertentu terhadap pemerolehan bahasa kedua, antara lain membuat peserta didik lebih dapat bervariasi dalam menggunakan bahasanya secara lebih akurat dilihat dari kebenaran kaidahnya, dan penyajian kaidah tatabahasa lebih dapat memuaskan keinginan peserta didik dewasa yang tertarik pada penguasaan kaidah atau aturan bahasa yang dipelajarinya.

9. Pengaruh Lingkungan di Luar Kelas terhadap Hasil Belajar Bahasa Kedua 
             Peran tersebut menyangkut masalah kehadirannya sebagai bahan masukan kemampuan berbahasa dan sekaligus bahan monitor yaitu kaidah tatabahasa. Dalam hal ini teman sebaya memiliki pengaruh besar dibandingkan pengajar dan orang tua terhadap pembelajar bahasa kedua. 

10. Pengaruh Umur terhadap Keberhasilan Belajar Bahasa Kedua 

11. Faktor Sikap, Minat, dan Kebiasaan Membaca dalam Pembelajaran Bahasa 





DAFTAR PUSTAKA 

Iskandarwassid & Dadang Sunendar. 2016. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Linguistik Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

  PENDEKATAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Dosen Pengampu : M. Bayu Firmansyah, M.Pd ­­ Disusun Oleh : Dewi Anta Sari PBSI 2016 B (16188201044) STKIP PGRI PASURUAN Jl. Ki Hajar Dewantara No 27-29 Pasuruan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2016/1017

Makalah Analisis Wacana Dalam Pembelajaran Bahasa

ANALISIS WACANA  DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Dosen Pengampu : M. Bayu Firmansyah, M.Pd Disusun Oleh : Dewi Anta Sari PBSI 2016 B (16188201044) STKIP PGRI PASURUAN Jl. Ki Hajar Dewantara No 27-29 Pasuruan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2016/1017 ANALISIS WACANA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Makalah Untuk Diseminarkan Dikelas PBSI 2016 B Dosen Pengampu : M. Bayu Firmansyah, M.Pd Disusun Oleh : Dewi Anta Sari (16188201043) STKIP STIT PGRI PASURUAN Jl. Ki Hajar Dewantara No 27-29 Pasuruan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2016/1017 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan anugerah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas  mata kuliah estetika sastra. Makalah yang berjudul “ Analisis Wacana Dalam Pembelajaran Bahasa ” ini saya buat dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak M. Bayu Firmansyah , M.

Makalah Estetika Sastra - Analisis Puisi Catetan Th. 1946 Karya Chairil Anwar

ESTETIKA SASTRA Dosen Pengampu : Drs. M. Zaini, M.Pd Disusun Oleh : Dewi Anta Sari  (16188201044) STKIP PGRI PASURUAN Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun Akademik 201 6 /201 7 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan anugerah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas  mata kuliah estetika sastra. Makalah yang berjudul “ Estetika Sastra ” ini saya buat dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak Drs. M. Zaini, M.Pd selaku dosen mata kuliah Estetika Sastra.             Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen mata kuliah ini selaku pembimbing, teman-teman yang telah memberi inspirasi, dan semua orang yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.             Saya sadar makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik d