ANALISIS BUTIR SOAL
DALAM ASESMEN BAHASA
DALAM ASESMEN BAHASA
Dosen Pengampu :
M. Bayu Firmansyah, M.Pd
Disusun Oleh :
Dewi Anta Sari
PBSI 2016 B (16188201044)
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No 27-29 Pasuruan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2018/2019
ANALISIS BUTIR SOAL DALAM ASESMEN BAHASA
A. Tujuan Analisis Butir Soal
Tujuan analisis butir soal tes adalah untuk mengungkapkan ciri-ciri, mutu butir tes, serta hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan, penyusunan, dan penggunaan tes yang telah baik dan perlu dipertahankan. Sedangkan kekurangannya diperbaiki pada penyelenggaraan tes yang berikutnya. Dengan analisis butir ini, dapat diungkapkan ciri-ciri pokoknya, terutama tingkat kesulitan dan daya beda butir-butirnya dan ciri lain seperti validitas dan reliabilitas.
B. Analisis Tingkat Kesulitan
Soal tes yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah sekaligus juga tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba karena merasa tidak mampu atau diluar jangkauannya. Tingkat kesulitan tes menunjukkan seberapa sukar atau mudahnya butir-butir tes yang telah diselenggarakan. Dengan analisis tingkat kesulitan dapat diungkap secara umum apakah suatu tes tergolong terlalu mudah, mudah, sedang, sulit, atau terlalu sulit.
Tingkat kesulitan pada dasarnya merupakan perbandingan antara jumlah jawaban benar yang dapat diberikan oleh siswa dengan jumlah seluruh peserta tes yang mampu menjawab suatu butir tes yang benar, semakin mudah butir tes yang bersangkutan. Analisis tingkat kesulitan terhadap perangkat tes secara keseluruhan menghasilkan indeks tingkat kesulitan untuk masing-masing butir tesnya.
C. Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda atau tingkat diskriminasi merupakan ciri butir tes yang digunakan untuk menunjukkan adanya perbedaan tingkat kemampuan antara kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan yang berkemampuan rendah. Dengan pernyataan lain, daya pembeda menjawab persoalan seberapa besar suatu butir soal tes dapat membedakan antara peserta tes kelompok atas dan kelompok bawah. Dasar dan acuan pertimbangannya adalah logika bahwa peserta tes dari kelompok atas seharusnya dapat menjawab dengan benar yang lebih banyak daripada kelompok bawah.
D. Analisis Butir Soal Esai
Langkah-langkah untuk menganalisis butir soal esai hampir sama dengan analisis butir soal objektif, yaitu (1) mengurutkan skor yang diperoleh peserta tes dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah, (2) menetapkan sebanyak 27,5% dari jumlah peserta tes dengan perolehan skor tinggi, 27,5% peserta tes dengan skor rendah, dan sisanya disebut dengan kelompok tengah, (3) memberikan skor pada setiap nomor butir soal pada semua siswa, baik kelompok atas maupun bawah, (4) menganalisis tingkat kesulitan dan daya pembeda dengan rumus seperti diatas.
E. Analisis Pengecoh
Analisis butir ini didasari pada suatu pemikiran bahwa harus ada perbedaan frekuensi jawaban antara siswa kelompok atas dan kelompok bawah. Untuk setiap alternatif jawaban betul, kelompok atas harus memilih secara lebih banyak karena besarnya selisih jawaban betul inilah yang akan menentukan besar kecilnya indeks daya pembeda. Pengecoh yang baik adalah yang dapat dihindari oleh anak-anak yang pandai dan terpilih oleh anak-anak yang kurang pandai, jangan sampai terjadi sebaliknya.
Tujuan analisis butir soal tes adalah untuk mengungkapkan ciri-ciri, mutu butir tes, serta hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan, penyusunan, dan penggunaan tes yang telah baik dan perlu dipertahankan. Sedangkan kekurangannya diperbaiki pada penyelenggaraan tes yang berikutnya. Dengan analisis butir ini, dapat diungkapkan ciri-ciri pokoknya, terutama tingkat kesulitan dan daya beda butir-butirnya dan ciri lain seperti validitas dan reliabilitas.
B. Analisis Tingkat Kesulitan
Soal tes yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah sekaligus juga tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba karena merasa tidak mampu atau diluar jangkauannya. Tingkat kesulitan tes menunjukkan seberapa sukar atau mudahnya butir-butir tes yang telah diselenggarakan. Dengan analisis tingkat kesulitan dapat diungkap secara umum apakah suatu tes tergolong terlalu mudah, mudah, sedang, sulit, atau terlalu sulit.
Tingkat kesulitan pada dasarnya merupakan perbandingan antara jumlah jawaban benar yang dapat diberikan oleh siswa dengan jumlah seluruh peserta tes yang mampu menjawab suatu butir tes yang benar, semakin mudah butir tes yang bersangkutan. Analisis tingkat kesulitan terhadap perangkat tes secara keseluruhan menghasilkan indeks tingkat kesulitan untuk masing-masing butir tesnya.
C. Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda atau tingkat diskriminasi merupakan ciri butir tes yang digunakan untuk menunjukkan adanya perbedaan tingkat kemampuan antara kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan yang berkemampuan rendah. Dengan pernyataan lain, daya pembeda menjawab persoalan seberapa besar suatu butir soal tes dapat membedakan antara peserta tes kelompok atas dan kelompok bawah. Dasar dan acuan pertimbangannya adalah logika bahwa peserta tes dari kelompok atas seharusnya dapat menjawab dengan benar yang lebih banyak daripada kelompok bawah.
D. Analisis Butir Soal Esai
Langkah-langkah untuk menganalisis butir soal esai hampir sama dengan analisis butir soal objektif, yaitu (1) mengurutkan skor yang diperoleh peserta tes dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah, (2) menetapkan sebanyak 27,5% dari jumlah peserta tes dengan perolehan skor tinggi, 27,5% peserta tes dengan skor rendah, dan sisanya disebut dengan kelompok tengah, (3) memberikan skor pada setiap nomor butir soal pada semua siswa, baik kelompok atas maupun bawah, (4) menganalisis tingkat kesulitan dan daya pembeda dengan rumus seperti diatas.
E. Analisis Pengecoh
Analisis butir ini didasari pada suatu pemikiran bahwa harus ada perbedaan frekuensi jawaban antara siswa kelompok atas dan kelompok bawah. Untuk setiap alternatif jawaban betul, kelompok atas harus memilih secara lebih banyak karena besarnya selisih jawaban betul inilah yang akan menentukan besar kecilnya indeks daya pembeda. Pengecoh yang baik adalah yang dapat dihindari oleh anak-anak yang pandai dan terpilih oleh anak-anak yang kurang pandai, jangan sampai terjadi sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, Sri & Syukur Ibrahim. 2014. Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Refika Aditama.
Komentar
Posting Komentar