MONOLOG
RUSA BERBULU PUTIH
Dewi Anta Sari
(PENONTON
TIDAK DAPAT MELIHAT APAPUN YANG BERADA DI ATAS PANGGUNG. YANG NAMPAK HANYA
KEGELAPAN. NAMUN MEMANG SUDAH ADA YANG BERADA DI ATASNYA. SEPERTINYA ITU ADALAH
SESEORANG. MUSIK BERMAIN)
Nama
saya rusa berbulu putih. Saya lahir di gubuk kecil sebuah nagari elok diujung
benua. Sebentar lagi saya entah ada dimana. Sungai, gunung, samudera atau
puncak negara. Dan bila benar kelak akan ada kehidupan baru setelah kehidupan
di dunia ini, maka hal pertama yang akan saya lakukan adalah bertemu ayah dan
ibu saya (MENGHELA NAFAS DAN MENUTUP MATA). Saya akan meminta ampun dan maaf
karena terlalu lama menghabiskan waktu tanpa mereka. Juga saya akan menemui hyi
serangkai guru semasa saya di tenda hijau. (MEMEGANG DADA) Guru guru yang baik
hati (MENOLEH KE KANAN DAN KE KIRI SEPERTI ADA YANG MENGINTIP, KEMUDIAN
BERBALIK KE BELAKANG).
(MUSIK
BERMAIN) Saya rusa berbulu putih. Saya menyerahkan diri untuk mengabdi. Ketika bayang
pemburu pun saya kenal. (BERMAIN TANGAN) Ketika mereka menyergap saya,
menangkap saya. Saya tidak pernah bertanya kenapa kalian menangkap saya siapa
yang mengutus dan kenapa harus saya? (MEMASUKKAN SATU TANGAN KE SAKU) Kekuatan
tidak akan cukup untuk menjawab pertanyaan siapa dan mengapa, setiap dalam kekuatan
selalu ada yang tidak kuat, selalu ada yang luput untuk dikenang, selalu ada
pertanyaan dan jawaban dikubur jauh di dalam tanah menjadi kerangka tidak
bernama. Pengabdian adalah kerangka tubuh yang utuh, pengabdian tidak
memerlukan apapun, kecuali ruang. Ruang dimana ia akan mengangkat jiwa saya
menjadi alat, mendorong saya untuk sebentar lagi meraih tangan tangan
tertinggal. Serupa, pengabdi yang dulu menolong saya. Pada .... 2004 pemerintah
kehilangan satu nyawa dari anggota tubuhnya, lalu puluhan mobil ditumpahkan
diatasnya, dan menerbangkan belasan burung besi dari negari seberang. Bukan
menyerang tapi menolong. Mereka diusir dari rumahnya sendiri, bahwa pencipta
tidak membenci mereka melainkan memperingatkan sebab akibat yang ada akan buruk
di kehidupan yang kedua. Pengabdi membanjiri anggota tubuh itu. Mereka berlari
mengejar nyawa, mereka bersimpuh menarik jiwa. Merah, hijau, kuning dan hitam.
Merah untuk yang akan pergi, hijau untuk yang mulai diikuti, kuning untuk yang
tak punya arti, dan hitam untuk yang telah pergi.
Bagi
sebagian orang itu hanyalah pertolongan tak berarti, tapi bagi kami bukan lagi
hanya melainkan panggilan hati. Dalam mengurus dunia bagi pemerintah hasil yang
harus dicapai hanyalah berada pada tingkatan tertinggi tetapi pemerintah tak
mengurus akar yang mulai merapuh. Gunung yang memuntahkan material langka,
sungai yang menenggelamkan puluhan orang, tanah yang menelan bukan hanya
reruntuhan, dan samudera yang telah menarik burung burung besi serta perahu
yang bukan lagi dari kertas.
Saya
rusa berbulu putih. Saya tidak punya apa apa selain tanduk yang saya gunakan
untuk menyerang. Jika orang bijak tidak memburu saya, maka saya akan bebas
menarik setidaknya sedikit nyawa. Jika merah melambangkan keberanian, dan putih
melambangkan kesucian serta kemurnian, maka kain yang menutup tubuh saya ini
sudah mewakili. Bagi saya dan saudara saudara pengabdi, seruan lonceng
pendidikan adalah yang utama, selanjutnya seruan lonceng tanda bahaya adalah
yang kedua. Setiap hari, di seluruh dunia, orang-orang memberikan waktu dan
energi mereka untuk membantu orang lain secara cuma-cuma. Mereka mengunjungi
orang tua di panti jompo, membantu orang mendonorkan darahnya dan membawa
selimut hangat untuk korban kebakaran rumah. Dalam keadaan darurat, kami
memberikan pertolongan pertama dan kadang-kadang melakukan tindakan dengan
keberanian luar biasa. Kami mendedikasikan beberapa hari, minggu dan
kadang-kadang bahkan bertahun-tahun untuk membangun tempat penampungan dan
melindungi masyarakat dari penyakit menular.
Ada
sekitar 17 juta sukarelawan dalam Gerakan. Satu penelitian terbaru oleh
Federasi Internasional mengungkap nilai ekonomi pelayanan mereka pada angka
lebih dari 6 miliar dolar AS (Rp 78 triliun) per tahun. Tetapi menjadi
sukarelawan bukan soal uang.
Pernah,
seorang perempuan di tenda hijau berkata “apa kau tidak lelah? Bagaimana
seseorang bisa begitu peduli sementara yang lain sedang tidur? Apa kau tidak
peduli dengan keluargamu di rumah?” saya hanya tersenyum. Ini hati akan beranjak
keluar menutup mulut perempuan itu. Bagaimana tidak? dia menarik lengan yang
sudah tak terlihat kuat.
Organisasi
organisasi humanistik, seluruhnya bermufakat bahwa pokok penting dari
berhasilnya operasi adalh ketika korban ada pada tingkat yang rendah. Serta
dunia seluruhnya bermufakat bahwa tenaga medis
janganlah disakiti.
Saya
rusa berbulu putiih
Komentar
Posting Komentar