PETUALANGAN SEORANG CALON GURU
DI DUNIA PENDIDIKAN YANG BERAGAM
Saya Dewi Anta Sari sering dipanggil Dewi, saya merupakan Mahasiswa PPG Pra-Jabatan Gelombang 1 Tahun 2024 LPTK Universitas Wisnuwardhana Malang. Saat ini saya sedang menempuh semester 2 tidak terasa akan berakhir masa studinya. Melalui beranda karya, saya ingin memberikan hasil pikiran dan merupakan tugas mata kuliah Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia yakni pada topik 1 dimensi Aksi Nyata.
Saya akan memberikan tulisan refleksi menggunakan alur MERDEKA yang terdiri dari mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi dan aksi nyata. Refleksi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam bagi diri sendiri dan orang lain terutama kalian yang berprofesi sebagai Guru Profesional di seluruh Indonesia yang dapat saya sampaikan antara lain, sebagai berikut:
Menemukan Peta Baru
- Mulai dari Diri
Sebelum memulai mata kuliah ini, saya hanya memiliki pemahaman umum tentang pentingnya budaya dalam pembelajaran. Budaya penting dalam pembelajaran karena dapat membantu siswa memahami nilai-nilai, sejarah, dan keunikan budaya bangsa. Budaya juga dapat membentuk karakter siswa, memperkuat identitas bangsa, dan melestarikan warisan budaya. Namun, saya belum benar-benar menyadari betapa kompleks dan mendalam pengaruh faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik terhadap proses pendidikan. Saya penasaran bagaimana teori-teori ini bisa diterapkan dalam konteks pendidikan di Indonesia yang sangat beragam. Atau barangkali pemahaman saya salami ini mengalami kekeliruan. Saya berharap adanya mata kuliah ini membuka wawasan saya untuk merancang pembelajaran yang inklusif, relevan dan nyaman bagi peserta didik.
Mengarungi Sungai Pengetahuan
- Eksplorasi Konsep
Melalui mata kuliah ini, saya belajar bahwa setiap siswa membawa latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang unik. Faktor-faktor ini membentuk cara pandang, nilai, dan motivasi belajar mereka. Saya juga memahami bahwa pendidikan tidak hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan warga negara yang baik. Dalam topik ini saya memelajari beberapa konsep penting, yakni:
(1) Perspektif sosio kultural dalam pendidikan dimulai dengan eksplorasi diri setiap individu yang meliputi identitas, hubungan sosial dengan masyarakat, preferensi, tujuan hidup, karakteristik, dan kemampuan individu. Eksplorasi individu tersebut menunjukkan bagaimana lingkungan sosial budaya mempengaruhi pandangan setiap individu terhadap dunia luar.
(2) Nilai nilai sosial meliputi pendidikan moral dimana setiap individu belajar memberikan batasan sosial dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Lingkungan sosial budaya membentuk cara individu memandang dan memahami dunia. Interaksi sehari-hari, institusi formal (sekolah, agama), dan nilai-nilai sosial membentuk kepribadian dan mempengaruhi pola pikir serta tindakan individu.
(3) Ketika latar belakang budaya menjadi tantangan kelas multikultural dalam pendidikan kontemporer, maka diperlukan pendidikan kognitif. Pendidikan kognitif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kognitif dasar yang diperlukan.
(4) Alat psikologis menjadi jembatan untuk menghubungkan individu dengan lingkungan sosial budaya yang baru.
(5) Mediasi diperlukan untuk membantu individu menggunakan alat psikologis secara efektif dalam proses pembelajaran.
(6) Tak satupun dari gagasan yang disebutkan mampu membentuk situasi belajar dalam isolasi dari yang lain. Alat simbolik memiliki potensi pendidikan yang kaya, tetapi tetap tidak efektif jika tidak ada mediator manusia untuk memfasilitasi penggunaan mereka oleh pelajar. Dengan cara yang sama, mediasi manusia yang melibatkan alat simbolik yang canggih tidak akan membantu pelajar untuk menguasai bentuk-bentuk penalaran dan pemecahan masalah yang lebih kompleks.
- Ruang Kolaborasi
Melalui mata kuliah ini, saya belajar bahwa setiap siswa membawa latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang unik. Faktor-faktor ini membentuk cara pandang, nilai, dan motivasi belajar mereka. Saya juga memahami bahwa pendidikan tidak hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan warga negara yang baik. Dalam topik ini saya memelajari beberapa konsep penting, yakni:
(1) Perspektif sosio kultural dalam pendidikan dimulai dengan eksplorasi diri setiap individu yang meliputi identitas, hubungan sosial dengan masyarakat, preferensi, tujuan hidup, karakteristik, dan kemampuan individu. Eksplorasi individu tersebut menunjukkan bagaimana lingkungan sosial budaya mempengaruhi pandangan setiap individu terhadap dunia luar.
(2) Nilai nilai sosial meliputi pendidikan moral dimana setiap individu belajar memberikan batasan sosial dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Lingkungan sosial budaya membentuk cara individu memandang dan memahami dunia. Interaksi sehari-hari, institusi formal (sekolah, agama), dan nilai-nilai sosial membentuk kepribadian dan mempengaruhi pola pikir serta tindakan individu.
(3) Ketika latar belakang budaya menjadi tantangan kelas multikultural dalam pendidikan kontemporer, maka diperlukan pendidikan kognitif. Pendidikan kognitif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kognitif dasar yang diperlukan.
(4) Alat psikologis menjadi jembatan untuk menghubungkan individu dengan lingkungan sosial budaya yang baru.
(5) Mediasi diperlukan untuk membantu individu menggunakan alat psikologis secara efektif dalam proses pembelajaran.
(6) Tak satupun dari gagasan yang disebutkan mampu membentuk situasi belajar dalam isolasi dari yang lain. Alat simbolik memiliki potensi pendidikan yang kaya, tetapi tetap tidak efektif jika tidak ada mediator manusia untuk memfasilitasi penggunaan mereka oleh pelajar. Dengan cara yang sama, mediasi manusia yang melibatkan alat simbolik yang canggih tidak akan membantu pelajar untuk menguasai bentuk-bentuk penalaran dan pemecahan masalah yang lebih kompleks.
Diskusi dengan rekan-rekan sangat berharga. Kami saling berbagi pengalaman dan perspektif yang berbeda-beda. Saya menyadari bahwa kita perlu lebih sensitif terhadap perbedaan individu dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.
- Demonstrasi Kontekstual
Demonstrasi kontekstual membuka mata saya tentang pentingnya menghubungkan teori dengan praktik. Saya belajar bagaimana merancang pembelajaran yang relevan dengan kehidupan siswa. Misalnya, saat membuat materi tentang teks laporan hasil observasi, kami mencoba menghubungkannya dengan lingkungan di sekitar sekolah.
Mendaki Puncak Pemahaman
- Elaborasi Pemahaman
Setelah mengikuti mata kuliah ini, saya memahami bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari konteks sosial dan budaya. Setiap siswa memiliki potensi yang unik, dan tugas guru adalah membantu mereka mengembangkan potensi tersebut. Saya juga menyadari bahwa sebagai guru, saya harus terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
- Hal Baru dan Ingin Dipelajari
Hal baru yang saya pelajari adalah pentingnya melibatkan orang tua dan komunitas dalam proses pembelajaran. Saya juga ingin mempelajari lebih lanjut tentang strategi pembelajaran yang efektif untuk siswa dengan latar belakang yang berbeda-beda.
- Koneksi Antar Materi
Materi ini sangat relevan dengan mata kuliah lain, seperti psikologi perkembangan dan kurikulum. Misalnya, pemahaman tentang tahap perkembangan kognitif siswa akan membantu saya dalam merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai. Keterkaitan dengan mata kuliah lain diantaranya:
(1) Filosofi Pendidikan Indonesia: Perspektif sosiokultural memberikan konteks nyata bagi filsafat pendidikan. Dengan memahami bagaimana faktor faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik mempengaruhi pendidikan, kita dapat menerapkan prinsip-prinsip filsafat pendidikan secara lebih efektif.
(2) Literasi dalam Lintas Mata Pelajaran: Perspektif sosiokultural memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik mempengaruhi proses pembelajaran. Sementara itu, literasi dalam lintas mata pelajaran memberikan keterampilan yang dibutuhkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang semakin kompleks. Dengan menggabungkan kedua perspektif ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, relevan, dan menantang bagi semua siswa.
(3) Pemahaman Peserta Didik: Perspektif sosiokultural memberikan kerangka kerja untuk memahami konteks sosial budaya siswa, sementara pemahaman peserta didik dan pembelajarannya membantu guru untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam praktik pembelajaran. Dengan menggabungkan kedua perspektif ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan bermakna bagi semua siswa.
(4) Prinsip Pengajaran dan Asesmen: Perspektif sosiokultural memberikan kerangka kerja untuk memahami konteks sosial budaya siswa, sementara prinsip pengajaran dan asesmen membantu guru untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam praktik pembelajaran. Dengan menggabungkan kedua perspektif ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif, adil, dan relevan bagi semua siswa.
(5) Perancangan dan Pengembangan Kurikulum: Perspektif sosiokultural memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana faktor faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik mempengaruhi pendidikan. Perencanaan dan pengembangan kurikulum, di sisi lain, adalah proses penerapan pemahaman tersebut dalam praktik. Dengan menggabungkan kedua perspektif ini, kita dapat menciptakan kurikulum yang relevan, inklusif, dan bermakna bagi semua siswa
(6) Pembelajaran Sosial Emosional: Perspektif sosiokultural memberikan kerangka kerja untuk memahami konteks sosial budaya siswa, sementara pembelajaran sosial emosional membantu siswa mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses dalam kehidupan. Dengan menggabungkan kedua perspektif ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan sosial emosional siswa secara holistik.
Kembali ke Rumah dengan Bekal Baru
- Aksi Nyata
Pembelajaran ini telah mempersiapkan saya untuk menjadi guru yang lebih peka terhadap kebutuhan siswa. Saya akan berusaha menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, relevan, dan menyenangkan. Saya juga akan melibatkan orang tua dan komunitas dalam kegiatan pembelajaran.
- Penilaian Diri
Saya menilai kesiapan saya saat ini adalah 8 dari 10. Saya sudah memiliki pemahaman yang cukup baik tentang konsep-konsep dasar, namun masih perlu banyak belajar untuk menerapkannya dalam praktik.
- Persiapan Lebih Lanjut
Untuk bisa menerapkan pemahaman saya secara optimal, saya perlu memperdalam pengetahuan tentang strategi pembelajaran yang beragam, serta belajar bagaimana mengelola kelas yang heterogen. Saya juga perlu mengembangkan keterampilan refleksi diri untuk terus memperbaiki praktik mengajar saya.
Komentar
Posting Komentar