Hai Guru Profesional!
Salam Pendidikan!
Salam Literasi!
Selamat datang di blog saya!
Saya Dewi Anta Sari sering dipanggil Dewi, saya merupakan Mahasiswa PPG Pra-Jabatan Gelombang 1 Tahun 2024 LPTK Universitas Wisnuwardhana Malang. Saat ini saya sedang menempuh semester 2 tidak terasa akan berakhir masa studinya.
Saya adalah seorang calon guru yang sedang dalam perjalanan untuk memahami seluk-beluk dunia pendidikan. Dalam postingan kali ini, saya ingin berbagi refleksi saya tentang mata kuliah Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan, khususnya topik 3 dimensi Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik dalam Pembelajaran. Saya akan memberikan tulisan refleksi menggunakan alur MERDEKA yang terdiri dari mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi dan aksi nyata.
Nah, di blog ini, saya akan mencatat perjalanan saya menelusuri lanskap sosiokultural pendidikan. Siap menemani? Mari kita mulai petualangan ini bersama!
Mulai dari Diri: Sebelum Peta Dibuka
Jujur, sebelum memasuki dunia perspektif sosiokultural, saya merasa seperti seorang penjelajah yang berdiri di depan labirin yang luas. Saya tahu ada jalan, tapi saya belum punya peta yang jelas. Saya memiliki pemahaman umum bahwa faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik berpengaruh pada pendidikan, tetapi saya belum sepenuhnya memahami bagaimana pengaruh tersebut bekerja. Saya juga belum memiliki kerangka kerja yang jelas untuk menganalisis bagaimana faktor-faktor ini memanifestasikan diri dalam praktik pembelajaran sehari-hari.
Eksplorasi Konsep: Membaca Peta
Mata kuliah ini memberikan saya peta yang saya butuhkan. Saya belajar bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk manusia yang utuh. Saya memahami bahwa setiap siswa adalah individu yang unik, dengan latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berbeda-beda. Konsep-konsep seperti zona perkembangan proksimal, scaffolding, dan komunitas belajar menjadi kompas yang memandu saya dalam memahami kompleksitas pendidikan.
a) Selama perkuliahan, saya belajar bahwa pendidikan tidak hanya sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga proses pembentukan karakter, nilai-nilai, dan keterampilan yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial, budaya, ekonomi, dan politik tempat siswa berada.
b) Saya memahami bahwa setiap siswa memiliki latar belakang yang unik, dan sebagai guru, saya harus mampu memahami dan menghargai perbedaan tersebut.
c) Konsep-konsep seperti stratifikasi sosial, modal budaya, dan kebijakan pendidikan membuka wawasan saya tentang bagaimana faktor-faktor tersebut memengaruhi akses dan kesempatan belajar siswa.
d) Saya mempelajari bagaimana faktor ekonomi yang mempengaruhi pendidikan, seperti kesenjangan ekonomi yang menyebabkan kurangnya fasilitas penunjang pendidikan.
e) Saya mempelajari bagaimana faktor politik yang mempengaruhi pendidikan, seperti kebijakan pemerintah yang dapat berpihak atau merugikan kelompok tertentu.
Ruang Kolaborasi: Berdiskusi dengan Sesama Penjelajah
Diskusi dengan teman-teman? Seru banget! Diskusi dengan rekan-rekan mahasiswa adalah kesempatan untuk bertukar informasi dan pengalaman. Kami saling berbagi cerita tentang tantangan dan keberhasilan dalam menerapkan pembelajaran yang memperhatikan faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Saya menyadari bahwa saya tidak sendirian dalam perjalanan ini. Ada banyak penjelajah lain yang memiliki semangat yang sama untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik. Diskusi ini juga membantu saya menyadari bahwa banyak guru di lapangan yang telah berupaya melakukan pembelajaran inklusif, meskipun dengan sumber daya yang terbatas.
Demonstrasi Kontekstual: Menguji Peta di Lapangan
Nah, ini dia bagian yang paling menantang: demonstrasi kontekstual! Proyek demonstrasi kontekstual adalah kesempatan untuk menguji peta yang telah saya dapatkan. Bersama kelompok, kami merancang pembelajaran yang mempertimbangkan konteks sosial, budaya, ekonomi, dan politik siswa. Kami belajar untuk melakukan analisis kebutuhan, memilih metode pembelajaran yang sesuai, dan merancang asesmen yang autentik. Proses ini juga mengasah kemampuan kolaborasi dan komunikasi kami dalam bekerja sebagai tim. Pengalaman ini mengajari saya bahwa teori dan praktik harus berjalan seiring.
Elaborasi Pemahaman: Memahami Labirin Lebih Dalam
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, saya merasa seperti telah menjelajahi sebagian besar labirin pendidikan. Saya sekarang memahami bahwa pendidikan adalah proses yang kompleks dan multidimensional. Faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik tidak hanya memengaruhi akses siswa terhadap pendidikan, tetapi juga memengaruhi bagaimana mereka belajar dan berinteraksi di dalam kelas. Saya juga menyadari bahwa sebagai guru, saya memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan berpihak pada semua siswa. Saya menyadari bahwa lingkungan belajar yang baik, adalah lingkungan belajar yang mempertimbangkan seluruh aspek faktor yang mempengaruhi siswa.
Hal Baru dan Perubahan Pemahaman: Melihat Peta dari Sudut Pandang Berbeda
Hal baru yang saya pahami adalah betapa pentingnya keberpihakan dalam pendidikan. Sebagai guru, saya tidak hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga harus berupaya untuk mengatasi ketidakadilan dan kesenjangan yang mungkin dihadapi siswa. Pemahaman saya tentang peran guru sebagai agen perubahan sosial juga semakin kuat.
Hal yang Ingin Dipelajari Lebih Lanjut: Menjelajahi Wilayah yang Belum Terpetakan
Perjalanan saya belum selesai. Saya ingin mempelajari lebih lanjut tentang strategi pembelajaran yang efektif untuk mengatasi tantangan yang dihadapi siswa dari berbagai latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Saya juga tertarik untuk mempelajari bagaimana memanfaatkan teknologi untuk mendukung pembelajaran inklusif. Saya ingin mempelajari lebih dalam tentang studi kasus mengenai keberhasilan sekolah-sekolah yang mampu menerapkan sistem pembelajaran yang inklusif.
Koneksi Antar Materi: Menghubungkan Peta dengan Wilayah Lain
Materi ini sangat erat kaitannya dengan mata kuliah lain seperti Filosofi Pendidikan, Asesmen Pembelajaran, Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajarannya, dan Pembelajaran Sosial Emosional. Misalnya, pemahaman tentang perspektif sosiokultural membantu saya memahami mengapa asesmen autentik dan formatif sangat penting dalam pembelajaran. Materi ini juga sangat erat kaitannya dengan materi pembelajaran mengenai keberagaman peserta didik.
Manfaat Pembelajaran untuk Kesiapan sebagai Guru: Membekali Diri dengan Peralatan yang Tepat
Pembelajaran ini sangat bermanfaat bagi kesiapan saya sebagai guru. Saya sekarang lebih memahami betapa pentingnya menghargai keberagaman siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Saya juga lebih termotivasi untuk menjadi guru yang tidak hanya profesional, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Saya merasa lebih siap menjadi guru. Saya lebih menghargai keberagaman siswa dan termotivasi untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.
Penilaian Kesiapan Diri: Mengukur Sejauh Mana Saya Telah Berjalan
Saya menilai kesiapan saya saat ini berada pada angka 8 dari 10. Saya telah memiliki pemahaman yang baik tentang konsep-konsep dasar, tetapi saya masih perlu banyak belajar dan berlatih untuk dapat menerapkan pengetahuan ini secara efektif dalam praktik mengajar, tapi saya yakin saya berada di jalur yang benar.
Persiapan Lebih Lanjut: Mempersiapkan Diri untuk Petualangan Selanjutnya
Untuk dapat menerapkan pemahaman ini secara optimal, saya perlu terus belajar dan mengembangkan diri. Saya akan aktif mencari informasi tentang strategi pembelajaran inklusif, mengikuti pelatihan dan seminar, serta berdiskusi dengan rekan-rekan guru yang berpengalaman. Saya juga akan berusaha untuk membangun koneksi yang kuat dengan komunitas tempat saya mengajar, sehingga saya dapat lebih memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi siswa. Saya akan banyak melakukan observasi dan wawancara dengan guru-guru yang sudah berpengalaman dalam menerapkan pembelajaran yang inklusif.
Perjalanan memahami perspektif sosiokultural dalam pendidikan adalah perjalanan yang panjang dan menyenangkan. Saya percaya bahwa dengan terus belajar dan berupaya, saya dapat menjadi guru yang mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Ayo, kita terus menjelajahi dunia pendidikan bersama!
Yuk, bagikan pengalamanmu di kolom komentar!
Komentar
Posting Komentar